1 Puja Tri Sandhya 2. Muspa Panca Sembah a. Sembah tangan kosong Mantra : Om Rah phat Astra ya namah swaha Om Atma Tatwatma sudhamam swaha b. Sembah memakai kembang kepada Ciwa Raditya Mantra : --Om Aditya sya paramjyotir Rakta teja namustute Sweta pangkaja madhyasta Basjkaraya namustute--Om Pranamya baskara dewam Sarwa klesa winasanam
vDapat menjelaskan arti Sloka-Sloka Mantra Tri Sandya. v Dapat menyebutkan tata urutan Panca Sembah sebagai lanjutan Tri Sandya. Untuk mencapai tingkat Utama, seorang Pramuka Penggalang harus: v Telah memenuhi SKK Bhakti tingkat Madya. v Dapat memimpin Persembahan Tri Sandya, Panca Sembah dan memohon Tirta. v Berbakti kepada Catur Guru. SKK
B Pengertian Mantra dan Sloka. Mantra dan sloka adalah lagu-lagu pujian yang dipersembahkan kepada Sang Hyang Widhi. Mantra adalah wahyu Tuhan berbahasa Sanskerta. Salah satu contoh mantra adalah Puja Tri Sandya, kramaning sembah. Mantra diyakini sebagai wahyu Sang Hyang Widhi. Sifat mantra adalah sakral dan mempunyai kekuatan gaib yang mampu
kesempurnaan Karena mantra-mantra yang dikumpulkan mengacu kepada Stuti Stuti Astawa realitas di Bali, pada dasarnya Mantra terdiri dari tiga konsep yaitu: Mantra, Tantra dan Yantra. Mardiwarsito menulis (1985:339, 582-711) bahwa yang dimaksud dengan Mantra dari sudut kata berasal dari Sansekerta dan berubah
Trisandyaterdiri dari dua kata, yaitu "Tri" artinya tiga, "Sandya" artinya sembahyang. Jadi Trisandya artinya sembahyang tiga kali sehari. Puja Trisandya diucapkan secara lengkap keenam baitnya, karena tiga bait pertama adalah puja-puji kepada Hyang Widhi, dan tiga bait terakhir adalah permohonan ampun dan kepasrahan kepada-Nya.
NMSffl. Mantram Puja Tri Sandya Atau Puja Tri Sandya adalah Doa dalam ajaran umat agama hindu khusunya umat agama hindu Di Indonesia, pada umumnya ... Mantram Puja Tri Sandya Atau Puja Tri Sandya adalah Doa dalam ajaran umat agama hindu khusunya umat agama hindu Di Indonesia, pada umumnya Puja Tri sandya dilaksanakan 3 kali sehari yakni setiap pagi hari, siang hari dan sore umat hindu di indonesia dan sebagai generasi yang menjungjung tinggi nilai karifan budaya dan agama, sudah seharusnya mulai mendekatkan diri kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa dengan cara Nyakupang Tangan Lan Ngaturang Bakti Ring Ida Sang Hyang Widi Wasa. Pada Kesempatan yang berbahagia ini, Admin akan meyempatkan diri untuk memberikan Mantram Tri Sandya baik bagi adik-adik dan saudara umat hindu yang lagi browsing untuk mencari mantram Tri Sandya, memang sebaga umat beragama kita harus rajin untuk melakukan Tri Sandya minimal melaksanakannya 3 kali sangat senang hati kami akan memberikan sedikit artikel tentang Doa Mantram Tri Sandya beserta dengan makna setiap baitnya, seperti yang kita ketahuai Puja Tri Sandya Terdiri Dari 7 Bait mantram yang mempunyai definis berbeda beda, selain itu kami juga akan langsung memberikan mantram Panca Sembah untuk saudara yang sudah berkunjung ke blog Juga Kata Ucapan Selamat Galungan Dan KuninganTahap Pembersihan Diri AsanaOm prasada sthiti sarira siwa suci nirmalaya namah swahaKarasuddhanaTelapak tangan kanan di atas tangan kiri dan Mengucapkan mantramOm suddhaya mam swahaTelapak tangan kiri di atas tangan kanan dan mengucapkan mantramOm atthi suddhaya mam swahaPranayama-. Om Ang Namah menarik nafas -. Om Ung Namah menahan nafas -. Om Mang Namah mengeluarkan nafas Puja Tri SandyaBait IOM, OM, OM BHUR BHUVAH SVAHTAT SAVITUR VARENYAM,BHARGO DEVASYA DHIMAHI,DHIYO YO NAH PRACODAYATTerjemahan Om Sanghyang Widhi Wasa, yang menguasai ketiga dunia , Engkau Maha Suci, sumber segala cahaya & kehidupan, berikanlah budi nurani kami penerangan sinar cahaya-Mu Yang Maha IIOM NARAYANA EVEDAM SARVAMYAD BHÙTAM YAC CA BHAVYAMNISKALANKO NIRAÑJANO NIRVIKALPONIRAKHYATAH SUDDO DEVA EKONARAYANO NA DVITÌYO'STI KASCITTerjemahan Om Sanghyang Widhi Wasa, Narayana ialah semua ini apa yang telah ada dan juga apa yang akan ada, bebas dari noda, bebas akan kotoran, bebas akan perubahan tidak dapat digambarkan, sucilah dewa Narayana, Ia satu tidak ada yang IIIOM, TVAM ÇIVAH TVAM MAHADEVAH,ISVARAH PARAMESVARAH,BRAHMA VISNU CA RUDRASCA,PURUSAH PARI SangHyang Widhi , Engkau dipanggil Ciwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara, Brahma, Wisnu, Rudra, dan PurushaBait IVOM PÀPO’HAM PÀPAKARMÀHAMPÀPÀTMÀ PÀPASAMBHAVAHTRÀHI MÀM PUNDARIKÀKSASABÀHYÀBHYÀNTARAH SUCIHTerjemahanOm SangHyang Widhi, hamba ini papa, perbuatan hamba papa, diri hamba papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Sang Hyang Widhi, sucikanlah jiwa juga raga VOM KSAMASVA MÀM MAHÀDEVA SARVAPRÀNI HITANKARA MÀM MOCA SARVA PÀPEBYAH PÀLAYASVA SADÀ SIVATerjemahanOm SangHyang Widhi, ampunilah hamba Sang Hyang Widhi yang telah memberikan keselamatan terhadap semua makhluk, bebaskanlah hamba akan segala dosa, lindungilah oh Sang Hyang WidhiBait VIOM, KSANTAVYAH KAYIKO DOSAH,KSANTAVYO VACIKO MAMA,KSANTAVYO MANASO DOSAH,TAT PRAMADAT KSAMA SVA SangHyang Widhi, ampunilah dosa perbuatan hamba, ampunilah dosa perkataan hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelalaian hambaBait VIIOM, SANTIH, SANTIH, SANTIH, OMTerjemahanOm, Damai, Damai, Damai, OMMantra Panca Sembah1 pertama, sembah puyung tanpa memakai sarana bungaOm atmaa tattvaatmaa suddhamaam svaha2 Dua, memakai sarana bunga putihOm Adityasyaaparam jyotir rakta tejaNamo stute, sveta pankaja madhyaasthaBhaaskaraaya namo stuteOm rang ring sah prama siva raditya ya namah svaha3. Tiga, memakai sarana bunga merahOm Nama devaa adhisthanaayaSarva vyaapi vai sivaayaPadmaasana ekapratisthayaArdhanaresvaryai namo namah4. Memakai sarana bunga kwangen/ bunga rangkapOm anugraha manoharamDevadattaanugrahakamArcanam sarvaapuujanamNamah SarvaanugrahakamDeva devi mahaasiddhiYajnanga nirmalaatmakaLaksmii siddhiscaDiirgahaayuNirvighna sukha vrddhisca5. Lima sembah puyung sekali lagiOm deva suuksma paramaacintyaaya nama svahaaNah Demian Artikel tentang Mantram Puja Tri Sandya dan Panca Sembah yang bisa kami berikan, kami sangat berharap setiap artikel yang kami buat bisa bermanfaat bagi kita semua.
MUTIARAHINDU - Mantra Kramaning Sembah atau Panca Sembah diucapkan setelah melaksanakan puja Tri Sandya. Di pura-pura pada umumnya, jika sembahyang bersama dengan pemangku dikatakan seperti ini "Umat Sedharma, Setelah puja Tri Sandya kita Lanjutkan dengan Kramaning Sembah atau Panca Sembah". Image; putupradnyaa Sembah pertama diawali dengan sembah muyung tanpa sarana, setelah itu dilanjutkan dengan sembah siwa aditya, dilanjutkan dengan, Ista Dewata, Mohon Anugera, dan diakhiri dengan Sembah Muyung tanpa sarana. ditutup dengan parama santi. Sebelum melaksanakan panca sembah ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni sebagai berikut Persiapan Sembahyang Persiapan sembahyang meliputi persiapan lahir dan bathin. Persiapan lahir meliputi sikap duduk yang baik, pengaturan nafas dan sikap tangan. Termasuk dalam persiapan lahir ialah sarana penujang sembahyang seperti pakiannya harus bersih dan rapi, bunga dan dupa, sedangkan persiapan bathin ialah ketenangan dan kesucian pikira. Langkah-langkah persiapan dan sarana prasarana sembahyang adalah sebagai berikut Asuci Laksana Pertama-tama orang membersihkan badan dengan mandi. Kebersihan badan dan kesejukan lahir mempengaruhi ketenangan hati. Pakaian Pakaian waktu sembahyang supaya diusahakan pakaian yang bersih serta tidak mengganggu ketenangan pikiran. Pakaian yang ketat dan warna yang mencolok hendaknya dihindari. Pakaian harus disesuaikan dengan dresta kebiasaan setempat, supaya tidak menarik perhatian orang. Bunga atau Kwangen Bunga atau Kwangen adlaah lambang kesucian, suapay diusahakan bunga yang segar, bersih dan harum. Jika dalam persembahyangan tidak ada kwangen dapat diganti dengan bunga. Ada beberapa bunga yang tidak baik untuk sembahyang. Menurut Agastyaparwa, bunga tersebut adalah Bunga yang berulat, bunga yang gugur tanpa digoncang, bunga-bunga yang berisi semut, bunga yang layu yaitu bunga yang lewat masa mekarnya, bunga yang tumbuh di kuburan. Itulah jenis-jenis bunga yang tidak patut dipersembahkan. Dupa Apinya dupa adalah symbol Sang Hyang Agni, saksi dan pengantar sembah kita kepada Sanghyang Widhi, setiap yajna dan pemujaan tidak luput dari penggunaan api. Hendaknya ditaruh sedemikian rupah sehingga tidak membahayakan teman-teman di sebelah ketika sembahyang. Tempat Duduk Tempat duduk hendaknya diusahakan tidak mengganggu ketenangan untuk sembahyang. Arah duduk ialah menghadap pelinggih. Jika mungkin agar menggunakan alas duduk seperti tikar dan sebagainya. Sikap Duduk Sikap duduk dapat dipilih sesuai dengan tempat dan keadaan serta tidak mengganggu ketenangan hati. Sikap duduk yang baik untuk pria ialah sikap duduk bersila Padmasana, Silasana, Sidhasana dan badan tegak. Sikap duduk bagi wanita ialah Bajrasana yaitu sikap duduk bersimpuh dengan dua tumit kaki diduduki. Dengan ssikap ini badan menjadi tegak lurus, sikap ini sangat baik untuk menenangkan pikiran. Sikap Tangan Sikap tangan yang baik pada waktu sembahyang ialah “Cakupan kara kalih” yaitu kedua telapak tangan dikatupkan dan diletakkan di atas di depan ubun-ubun. Bunga atau Kwangen dijepit pa ujung jari tengah. Setelah semuanya tersedia, maka dilanjutkan dengan Panca sembah atau Kramaning Sembah. Pada umumnya, persiapan di atas sudah disiapkan sebelum melaksanakan puja tri sandya, jadi langsung ajah masuk ke Panca sembah atau Kramaning Sembah. Adapun langkah-langkah Kramaning Sembah adalah sebagai berikut Urutan-urutan Sembah Urutan-uruta sembah, baik pada waktu sembahyang sendiri ataupun sembahyang bersama adalah seperti dibawah ini, dengan catatan apabila dipimpin oleh Sulinggih atau Pinandita maka umat melafalkan mantra/mantra di dalam hati. Kramaning Sembah 1. Sembah pertama tanpa bunga sembah puyung ucapkan mantra “Om Atma Tattvatma Soddha Mam Svaha” Terjemahan “Om Atma atmanya kenyataan ini, bersihkanlah hamba” Dana Dan Suratnaya, 2013 60-61. 2. Sembah ke dua yaitu Menyembah Sanghyang Widhi Wasa sebagaiSanghyang Aditya dengan sarana bunga ucapkan mantra “Om Adityasyaparam jyotih Rakta teja namo’stute Svetapangkaja madhyasthah Bhaskarayo namo’stute” Terjemahan “Om Sanghyang Widhi Wasa, sinar Surya Yang Maha Hebat, Engkau bersinar merah, hormat padaMu, Engkau yang beradah ditengah-tengah teratai putih, hormat padaMu pembuat sinar” Dana Dan Suratnaya, 2013 61. 3. Sembah ketiga menyembah Sanghyang WIdhi Wasa sebagai Ista Dewata dengan Sara Kwangen atau Bunga. Ucapkan mantra “Om namo devaya adhistanaya Sarva vyapi vai sivaya Padmasana eka prathistaya Ardhanaresvarya namah svaha”. Terjemahan “Om Sanghyang Widhi Wasa, hormat kami kepada Dewa yang bersemayam di tempat utama kepada Siwa yang sesungguhnya berada di mana-mana, kepada Dewa yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai sebagai satu tepat, kepada Ardhanaresvarya hamba menghormat” Dana Dan Suratnaya, 2013 62. 4. Sembah ke empat Menyembah Sanghyang Widhi Wasa sebagai pemberih anugerah, dengan sarana kwangen atau bunga ucapkan mantra “Om nugrahaka manohara, Deva dattanugrahaka, Arcanam sarva pujanam, Namah sarvanugrahaka, Om Deva devi mahasiddhi yajnangga nirmalatmaka, Laksmi siddhisca dirgahayuh Nirvighna sukha vrddhisca”. Terjemahan “Om Sanghyang Widhi Wasa,, engkau yang menarik hati, pemberih anugerah anugerah pemberian Dewa, pujaan dalam semua pujian, hormat padaMu pemberih semua anugerah. Kemahasidian Dewa dan Dewi, berwujud Yajna, pribadi suci, kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, kegembiraan dan kemajuan” Dana Dan Suratnaya, 2013 63. 5. Sembah ke Lima, Sembah Tanpa Bunga Sembah Puyung ucapkan mantra “ Om Deva Suksme Paramacintya Namag Svaha” Terjemahan “Om Sanghyang Widhi Wasa, hormat pada Dewa yang tak terpikirkan yang maha tinggi, yang maha gaib” Dana Dan Suratnaya, 2013 64. Setelah persembahyangan selesai Panca Sembah dilanjutkan dengan memohon Tirtha air suci dan Bija/ Wibhuti. Perlu diketahui bahwa Secara literal “Mantra” artinya “itu yang melindungi ketika direnungkan” Mantra Samhita, 2013 6. Chawdhi 2003 97 menjelaskan mantra adalah sebuah pola gabungan kata-kata bahasa Veda yang diindentikkan dengan dewa atau dewi tertentu. Mantra adalah sejumlah huruf, kata yang dijadikan satu. Di dalam buku Rahasia Yantra, Mantra dan Tantra Dr. L. R. Chawdhri, 2003 97 dijelaskan bahwa Mantra digunakan dalam sadhana Tantra atau berbagai ritual, diucapkan atau diulang-ulang dalam berbagai kombinasi dan konteks, yang kemudian membuat pola vibrasi tertentu. Seseorang juga dapat mencapai kesehatan yang baik, nasib baik dan kemenangan atas musuh dengan mengucapkan mantra tertentu.
– Hai pengunjung Osnipa, berikut ini Osnipa akan membahas Mantram Tri Sandya dan Panca Sembah. Semoga bermanfaat. Saat sembahyang, umat Hindu biasanya melantunkan Mantram Tri Sandya dan Panca Sembah. Berikut ini tahapan sembahyang umat Hindu dari Persiapan, Tri Sandya, dan Panca Sembah. Tahapan Persiapan Persembahyangan Langkah 1Duduk dengan sikap sempurna. Biasanya pemimpin persembahyangan akan memberi intruksi “asana”. Adapun mantram yang diucapkan adalah “OM PRASADA STHITI SARIRA SIVA SUCI NIRMALA YA NAMAH SVAHA” Langkah 2Mengatur napas “Pranayama”1 Menarik napas Puraka mantram “OM ANG NAMAH”2 Menahan napas Kumbaka mantram “OM UNG NAMAH”3 Mengeluarkan napas Recaka mantram “OM MANG NAMAH” Langkah 3Menyucikan tangan “Kara Sodhana”Telapak tangan kanan di atas telapak tangan kiri “OM SODDHA MAM SVAHA”Telapak tangan kiri di atas telapak tangan kanan “OM ATI SODDHA MAM SVAHA” Posisi tangan amusti karana, dan diletakkan di huluh hati. OM OM OM BHUR BHUVAH SVAH,TAT SAVITUR VARENYAM,BHARGO DEVASYA DHIMAHIDHIYO YO NAH PRACODAYAT OM NARAYANA EVEDAM SARVAM,YAD BHUTAM YASCA BHAVYAM,NISKALANGKO NIRANJANO NIRVIKALPO,NIRAKHYATAH SUDHO DEVA EKO,NARAYANO NA DVITYO ASTI KASCIT OM TVAM SIVAH TVAM MAHADEVA,ISVARAH PARAMESVARAH,BRAHMA VISNUSCA RUDRASCA,PURUSAH PARIKIRTITAH OM PAPO’HAM PAPA KARMAHAM,PAPATMA PAPA SAMBAVAH,TRAHI MAM PUNDARIKAKSAH,SABAHYABHYANTARAH SUCIH OM KAMASVA MAM MAHADEVAH,SARVAPRANI HITANGKARA,MAM MOCA SARVA PAPEBHYAH,PALAYASVA SADA SIVAH OM KSANTAVYAH KAYIKO DOSAH,KSANTAVYO VACIKA MAMA,KSANTAVYO MANASO DOSAH,TAT PRAMADAT KSAMASVA MAM,OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM Mantram Panca Sembah Sembah 1Tanpa menggunakan bunga“OM ATMA TATTVATMA SODDHA MAM SVAHA” Sembah 2Menggunakan bunga berwarna putihMenyembah Sang Hyang Widhi Wasa sebagai Sang Hyang Aditya“OM ADITYASYAPARAM JYOTIRAKTA TEJO NAMO’STUTESVETAPANKAJA MADHYASTHAHBHASKARAYO NAMO’STUTE” Sembah 3Menggunakan kwangen atau bunga lengkapMenyembah Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai Ista Dewata“OM NAMO DEVAYA, ADHISTHANAYASARVA VYAPI VAI SIVAYAPADMASANA EKAPRATISTHAYAARDHANARESVARYAI NAMO NAMAH SVAHA” Sembah 4Menggunakan kwangen atau bunga lengkapMenyembah Ida Sang Hyang Widhi sebagai Pemberi Anugrah“OM NUGRAHAKA MANOHARADEVA DATTANUGRAHAKAARCANAM SARVA PUJANAMNAMAH SARVANUGRAHAKA OM DEVA DEVI MAHASIDDHIYAJNANGGA NIRMALATMAKALAKSMI SIDDHISCA DIRGHAYUHNIRVIGHNA SUKHA VRDDHISCA” Sembah 5Tanpa menggunakan bunga“OM DEVA SUKSMA PARAMACINTYAYA NAMAH SVAHA” Demikian pembahasan mengenai Mantram Tri Sandya dan Panca Sembah. Semoga bermanfaat. Pengunjung 9,073
Kramaning Sembah atau juga disebut Panca Sembah diucapkan setelah melaksanakan puja Tri Sandya. Sebelum melaksanakan panca sembah ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni; Persiapan sembahyang Mensucikan sarana Bunga/kwangenMuspa tanpa sarana bunga/kwangenMuspa dengan bunga putihMuspa dengan bunga/KwangenMuspa dengan bunga/kwangenMuspa tanpa sarana Persiapan sembahyang Persiapan sembahyang meliputi; persiapan lahir dan bathin, sikap duduk yang baik, pengaturan nafas dan sikap tangan. Termasuk dalam persiapan lahir ialah sarana penujang sembahyang seperti pakiannya harus bersih dan rapi, bunga dan dupa, sedangkan persiapan bathin ialah ketenangan dan kesucian pikira. Mensucikan sarana Bunga/kwangen Sebelum memulai persembahyangan, langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah mensucikan Bunga/kwangen. Mantram penyucian Bunga dan Kwangen, sebagai berikut; “Om Puspa Dantaya namah svaha”Artinya Ya Tuhan “Sang Hyang Widi Wasa”, semoga bunga ini cemerlang dan suci. Muspa tanpa sarana bunga/kwangen Setelah sarana Bunga dan Kwangen disucikan kemudian dilanjutkan dengan sembah pertama tanpa sarana, mantram sebagai berikut; “Om Atma tattvatma suddha mam svaha” Artinya Ya Tuhan, Engkau adalah merupakan sumber Atman dari semua ciptaanMu, sucikanlah hambaMu. Muspa dengan bunga putih Pura Taman Ayun Sembah kedua yaitu; Muspa dengan bunga putih ditujukan ke hadapan Siva Adhitya sebagai saksi pemujaan, mantram sebagai berikut; Om Adityasya param jyotih Rakta teja namo’stuteSveta pangkaja madhyasta Bhaskaraya namo’stute Om Hrang Hring Sah paramasiva adhitya ya namah svaha Artinya Ya Tuhan, hamba puja Engkau sebagai sumber cahaya yang merah cemerlang, penuh kesucian yang bersemayam di tengah-tengah teratai berwarna putih, sembah sujud hamba kepada sumber segala cahaya, Ya Tuhan, Engkau adalah ayah semesta alam, ibu semesta alam, Engkau adalah Paramasiva devanya matahari,anugrahkanlah kesejahtraan lahir-bathin. Muspa dengan bunga/Kwangen Sembah ketiga; Muspa dengan kwangen/bunga ditujukan ke hadapan Hyang Widhi dalam manifestasi-Nya sebagai Ista devata. Mantram sebagai berikut; Om namo devaya adhistanayaSarva vyapi vai sivayaPadmasana eka prathistayaArdhanaresvarya namah svaha. Artinya Ya Tuhan, hamba puja Engkau sebagai sumber sinar yang bersinggasana di tempat paling utama, hamba puja sebagai Siva penguasa semua mahluk, kepada devata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai di suatu tempat, kepada Ardhanaresvari hamba memuja-Mu. Muspa dengan bunga/kwangen Sembah keempat; Muspa dengan kwangen/bunga ditujukan kehadapan Hyang Widhi Wasa untuk memohon waranugraha. Mantram sebagai berikut; Om anugraha manoharam Deva datta nugrahaka,Arcanam sarva pujanam Namh sarva nugrahaka. Deva devi mahasiddhi yajnangga nirmalatmakamLaksmi siddhisca dirgahayuhNirvighna sukha verddhisca Artinya Ya Tuhan, Engkau yang menarik hati pemberi anugrah, anugrah pemberian devata, pujaan segala pujaan, hamba memujaMu sebagai pemberi segala anugrah, kemahasiddian pada deva dan devi berwujud yajna suci. Kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, bebas dari rintangan, kegembiraan dan kemajuan rohani dan jasmani. Muspa tanpa sarana Sembah kelima; tanpa sarana sebagai penutup persembahyangan untuk memohon kedamaian dan ucapan syukur atas anugerah yang diberikan. Om deva suksma paramacintya ya namah svaha, Om santih santih santih Om Artinya Ya Tuhan, hamba memuja Engkau devata yang tak terpikirkan, maha tinggi dan maha gaib. Ya Tuhan, anugrahkanlah kepada hamba kedamaian, damai, di hati, damai di dunia, dan semoga semuanya damai atas anugrahMu. Lihat juga; Vidio kramaning sembah dapat di lihat di halaman youtube kami
Om Swastyastu, sebelumnya saya sudah pernah menulis tentang Pengertian Trimurti dalam Hindu, kali ini saya akan kembali mencoba menulis tentang Agama Hindu yaitu mengenai Mantram Puja Tri Sandya yang sudah biasa kita laksanakan selama ini. Tri Sandya berasal dari dua suku kata yaitu Tri dan Sandya. Tri artinya tiga dan Sandya artinya sembahyang oleh karena itu Tri Sandya dilaksanakan tiga kali dalam sehari yaitu pada pagi hari pukul tepatnya menjelang matahari terbit. Yang kedua pada siang hari pukul pada saat bumi menerima panas matahari tepat di atas kepala. Yang ketiga dilaksanakan pada sore hari pukul menjelang matahari tenggelam. Biasanya dalam persembahyangan ada perlengkapan seperti Dupa dan bunga untuk Kramaning Sembah setelah selesai Tri sandya. Dalam melaksanakan Tri Sandya tersebut ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memulai mengucapkan mantram Puja Tri Sandya secara lengkap dengan 6 baitnya. Ada tiga sikap yang harus kita laksanakan yaitu Asana saat itu kita harus menucapkan mantra berikut Om Padamasanaya Namah Swaha dan Om Prasada Sthiti Sarira Siwa Suci Nirmalaya Namah Swaha. Setelah itu sikap Pranayama mengucapkan mantra atau simbol dari Trimurti sambil mengatur nafas. Pertama ucapkan dalam hati Om Ang Namah sambi menari nafas, kemudian ucapkan Om Ung Namah taham nafas kemudian ucapkan Om Mang Namah dan hembuskan nafas. Setelah itu sikap Karasodana yaitu tangan sudah menyatu di depan uluati, saat sikap ini ucapkan mantram berikut, Om Suddha Mam swaha tangan kanan berada di atas, kemudian lanjutkan dengan mantram Om Ati Suddha Mam Swaha dan tangan kiri berada di atas. Setelah itu baru lanjutkan dengan Mantram Puja Tri Sandya dengan sikap tangan jempol tangan kiri dan tangan kanan menyatu. Berikut adalah Mantram Puja Tri Sandya lengkap dari bait satu sampai dengan baik ke-6. Bait I Om bhùr bhuvah svah tat savitur varenyam bhargo devasya dhimahi dhiyo yo nah pracodayà t Bait II Om Nà rà yana evedam sarvam yad bhùtam yac ca bhavyam niskalanko nirañjano nirvikalpo nirà khyà tah suddo deva eko Nà rà yano na dvitìyo'sti kascit Bait III Om tvam sivah tvam mahà devah ìsvarah paramesvarah brahmà visnusca rudrasca purusah parikìrtitah Bait IV Om pà po’ham pà pakarmà ham pà pà tmà pà pasambhavah trà hi mà m pundarikà ksa sabà hyà bhyà ntarah sucih Bait V Om ksamasva mà m mahà deva sarvaprà ni hitankara mà m moca sarva pà pebyah pà layasva sadà siva Bait VI Om ksà ntavyah kà yiko dosah ksà ntavyo và ciko mama ksà ntavyo mà naso dosah tat pramà dà t ksamasva mà m Om Santih, Santih, Santih, Om Setelah selesai mengucapkan mantram Puja Trisandya maka dilanjutkan dengan muspa Kramaning Sembah dengan memakai sarana bunga bermacam warna atau kwangen jika ada yang terdiri dari lima bagian yaitu. Sebelum memulai muspa Kramaning Sembah biasanya sarana untuk muspa disucikan dahulu dengan mantra berikut Om Puspa Dantaya Namah Swaha, setelah itu baru lanjutkan dengan Kramaning sembah sebagai berikut. Pertama Muspa Puyung atau tanpa sarana cukup dengan mencakupkan kedua tangan di atas kepala dengan mengucapkan mantram berikut Om Atma Tattwatma Suda Mam Swaha. Kedua Muspa dengan bunga warna putih ditujukan kepada Dewa Surya dengan mantram sebagai berikut, Om Aditisya Paramjoti, Rakta Teja Namo Stute, Sweta Pangkaja Madiasta, Baskaraya Namo Stute. Ketiga muspa dengan bunga warna -warni atau jika ada pakai kwangen ditujukan kepada Ista Dewata atau paling sering ditujukan kepada Dewa Siwa dengan mantram sebagai berikut, Om Nama Dewa Adistanaya, Sarwa Wyapi Wai Siwaya, Padmasana Ekapratistaya, Ardanareswariyai Namo Namah. Keempat muspa dengan bunga warna-warni atau bisa juga dengan kwangen ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi sebagai pemberi keselamatanm kesejahteraan dan pemberi anugerahm mantramnya adalah sebagai berikut, Om Anugraha Manohara, Dewa Data Nugrahaka, Arcanam Sarwa Pujanam, Namah Sarwa Nugrahaka, Dewa Dewi Mahasidi, Yajnanga Nirmalatmaka, Laksmi Sidisca Digahayuh, Nirwigna Suka Werdisca. Kelima kembali muspa puyung atau tanpa sarana mantramnya adalah sebagai barikut, Om Dewa Suksma Paramacintya Ya Namah Swaha. Setelah selesai melaksanakan Puja Trisandya dan Kramaninf sembah maka dilanjtkan dengan Nunas Tirta dan Bija. Nunas Tirta ini bertujuan untuk menyucikan pikiran, perkataan dan perbuatan kita, sambil dipercikannya Tirta ucpakan mantram berikut, Om Ang Brahmma Amertha Ya Namah, Om Ung Wisnu Amertha Ya Namah, Om Mang Iswara Amertha Ya Namah. Setelah itu minum Tirta tiga kali sambil bermantra berikut dalam hati, Om Sarira Paripurna Ya Namah, Om Ang Ung Mang Sarira Suddha Pramatya Ya Namah, Om Ang Ung Mang Samo Sampurna Ya Namah. Setelah itu usapkan Tirta pada muka atau rambut dengan mantra berikut, Om Siwa Sampurna Ya Namah, Om Sadasiwa Paripurna Ya Namah, Om Paramasiwa Ya Namah. Setelah itu baru nunas Bija dan ucapkan mantra berikut dalam hati saja, Om Purnam Bhawantu, Om Ksama Sampurna Ya Namah. Setelah semau selesai maka mantram terakhir sebelum meninggalkan tempat Tri Sandya adalah mantram Parama santhi yaitu Om Santhi, santhi, Santhi Om. Setelah selesai sembahyang maka jangan lupa pungut sisa-sisa sarana sembahyang tadi seperti sisa dupa, bunga dan Kwangen kemudian buang ditempat sampah, supaya tidak mengotori areal pura dan tidak mengganggu orang lain ketika akan sembahyang di tempat yang sama, semoga bermanfaat, Om Santhi, santhi, Santhi Om.
mantram tri sandya dan panca sembah